Weinst du [Indonesian translation]

Cinta kita t'lah kandas, dan hampir berakhir

Hanya satu babak, hingga berakhir

Dan kau, aku melangkah dengan tongkat, dan tak kan tertidur

Sepanjang kau mengunjungiku dalam mimpi dari malam ke malam

Sekarang ku terbaring di sampingmu, dan kita tiada pembicaraan

Kita berucap seperlunya, dan melampiaskan amarah

Ku merasa bagai terbuang, dan kau pun tak merasa lebih baik

Lalu ku lihat bagai kilau di matamu

Katakanlah ! Apakah kau menangis, ataukah itu air hujan

yang mengalir dari ujung hidungmu ?

Katakanlah ! Apakah kau sungguh menangis, ataukah itu air hujan

yang menghiasi atas bibirmu

Ke sinilah, biarkan ku kecup airmata itu

dan ku rasakan apakah berasa asin ...

Sekarang ku terduduk di sini, dan menuliskan lagu cinta yang bodoh

tentang hati dan kepedihan, dan kebodohan,

dan kenyataan indah yang tak kan terulang lagi

Ku tak pernah berpikir itu, bahkan beberapa hari sebelumnya

malam demi malam kita saling bersandar di bahu

Sekarang ku terbaring di sampingmu, dan kita tiada pembicaraan

Kita berucap seperlunya, dan melampiaskan amarah

Ku merasa bagai terbuang,

dan kau pun tak merasa lebih baik

Lalu ku lihat bagai kilau di matamu

Katakanlah ! Apakah kau menangis, ataukah itu air hujan

yang mengalir dari ujung hidungmu ?

Katakanlah ! Apakah kau sungguh menangis, ataukah itu air hujan

yang menghiasi atas bibirmu

Ke sinilah, biarkan ku kecup airmata itu

dan ku rasakan apakah berasa asin ...

Katakanlah ! Apakah kau menangis, ataukah itu air hujan

yang mengalir dari ujung hidungmu ?

Katakanlah ! Apakah kau sungguh menangis, ataukah itu air hujan

yang menghiasi atas bibirmu

Ke sinilah, biarkan ku kecup airmata itu

dan ku rasakan apakah berasa asin ...