Surabaya Johnny [Indonesian translation]

Aku masih muda, masih 16 tahun kala itu

ketika suatu hari kau datang dari Burma (Myanmar).

Dan kau memberitahuku untuk mengemasi koperku,

dan kulakukan, dan kau membawaku pergi.

Ujarku, "Apa kau bekerja dengan baik dan mapan,

atau kau berlayar dan menjelajah lautan?"

Dan kau berkata, "Aku punya pekerjaan di jalur kereta,

dan sayang, betapa semua akan menjadi hebat."

Kau banyak bicara, Johnny. Semuanya kebohongan.

Kau telah membodohiku, sejak dari awal.

Aku membencimu ketika kau menertawaiku seperti itu.

Lepaskan pipa (tembakau) dari mulutmu, Johnny.

Surabaya Johnny. Benarkah ini akhirnya?

Surabaya Johnny. Akankah luka ini sembuh?

Surabaya Johnny. Ooh, aku terbakar dalam sentuhanmu.

Kau tak punya hati, Johnny, tapi oh, aku sangat mencintaimu.

Awalnya kukira kau baik dan lembut,

hingga aku berkemas dan pergi bersamamu.

Dan itu berlangsung 2 minggu hingga suatu hari

kau menertawaiku dan memukulku juga.

Kau menyeretku ke seluruh penjuru kota,

diatas sungai dan hingga ke lautan.

Kini kutatap diriku di cermin

dan seorang wanita tua balas menatapku.

Kau tak pernah ingin cinta, Johnny, kau hanya ingin uang.

Kuberikan semua milikku. Kau ingin lebih.

Oh, jangan menatapku seperti itu.

Aku hanya mencoba berbicara denganmu.

Hapuskan seringai itu dari wajahmu, Johnny.

Surabaya Johnny. Benarkah ini akhirnya?

Surabaya Johnny. Akankah derita ini sembuh?

Surabaya Johnny. Ooh, aku terbakar dalam sentuhanmu.

Kau tak punya hati, Johnny, tapi oh, aku sangat mencintaimu.

Ketika kita bertemu aku lupa untuk bertanya padamu

kenapa mereka memanggilmu dengan nama aneh itu,

tapi di tiap hotel di pesisir pantai

aku tahu jawabannya, dan aku selalu mencintaimu

Aku lelah, aku telah usang.

Lautan memekakkan telingaku.

Dan tanganku berusaha menggapai untuk memelukmu.

Kau tak disini dan siapa yang mau peduli?

Kau tak punya hati, Johnny. Kau tak ada baiknya.

Kau pergi sekarang? Oh, katakan kenapa.

Aku mencintaimu bagaimanapun juga, Johnny, seperti hari pertama itu.

Jangan menertawaiku lagi, Johnny.

Surabaya Johnny. Benarkah ini akhirnya?

Surabaya Johnny. Akankah luka ini sembuh?

Surabaya Johnny. Ooh, aku terbakar dalam sentuhanmu.

Kau tak punya hati, Johnny, tapi oh, aku sangat mencintaimu.

Aku sangat mencintaimu, aku sangat mencintaimu.