Aku ditinggalkan untuk berjuang sendiri
Hari demi hari berlalu tanpa ada yang bisa ditunjukkan
Dan dinding-dinding terus berjatuhan
Di kota yang kita cintai
Awan agung bergulir menutupi perbukitan
Membawa kegelapan dari langit
Tapi kalau kau menutup matamu,
Apakah rasanya seakan
Tidak ada yang berubah?
Dan kalau menutup matamu,
Apakah rasanya seakan
Kau pernah ada disini sebelumnya?
Bagaimana mungkin aku optimis dengan ini?
Bagaimana mungkin aku optimis dengan ini?
Kita terbawa dan tersesat oleh nafsu kita
Dalam posemu saat debu menutupi kita
Dan dinding-dinding terus berjatuhan
Di kota yang kita cintai
Awan agung bergulir menutupi perbukitan
Membawa kegelapan dari langit
Tapi kalau kau menutup matamu,
Apakah rasanya seakan
Tidak ada yang berubah?
Dan kalau menutup matamu,
Apakah rasanya seakan
Kau pernah ada disini sebelumnya?
Bagaimana mungkin aku optimis dengan ini?
Bagaimana mungkin aku optimis dengan ini?
Oh, dari mana kita mulai?
Puing-puingnya atau dosa kita?
Oh, dari mana kita mulai?
Puing-puingnya atau dosa kita?
Dan dinding-dinding terus berjatuhan
Di kota yang kita cintai
Awan agung bergulir menutupi perbukitan
Membawa kegelapan dari langit
Tapi kalau kau menutup matamu,
Apakah rasanya seakan
Tidak ada yang berubah?
Dan kalau menutup matamu,
Apakah rasanya seakan
Kau pernah ada disini sebelumnya?
Bagaimana mungkin aku optimis dengan ini?
Bagaimana mungkin aku optimis dengan ini?