Seperi apa warna jiwa dalam dirimu?
"Untuk sekali lagi, rasanya diriku tetap hancur"
Namun aku tak sanggup menyingkirkan diriku apalagi melarikan diri
Tahulah bahwa diriku tidak cukup kuat
Dalam kali terakhirnya, debaranku semakin kencang
Namun perkara mana yang benar dan salah
Aku tidak begitu memahaminya
Hal-hal yang tidak memiliki wujud asli
Mulai menjadi bagian penting dalam diriku
Maka hanya kata-kata tulus darimulah
Yang mampu membentuk ikatan kuat
Lagi-lagi aku tersandung dan terguling
Meski begitu, aku takkan mudah runtuh
Seperi apa warna jiwa dalam dirimu?
Aku hanya terluka dan berlagak baik-baik saja
Meski begitu, aku ingin tetap mencarinya
Untuk memastikan wujud sebenarnya dari jiwa kita
Di tengah kedalaman seorang diri
Aku mencari kunci untuk membuka pintu
Di sanalah terdapat sebuah kisah lama
Namun seluruhnya menghilang seperti gelembung
Dan hanya meninggalkan perseteruan serta ilusi
Untuk dapat membuka halaman selanjutnya
Daun dan ranting yang tumbuh mulai berpencar
Untuk mengarah ke jalan masing-masing
Maka tinggal kenangan-kenangan sepi
Yang mampu menumbuhkan kuatnya akar
Lagi-lagi aku menembus masuk dan kehilangannya
Meski begitu, aku takkan mudah berputus asa
Di manakah letak hatimu? Di manakah tempatmu berlindung?
Aku hanya semakin tertinggal dan ambruk
Meski begitu, aku ingin tetap menceritakannya padamu
Tentang hari-hari kita yang penuh jiwa maupun tekad dari jiwa itu sendiri
Selamanya
Seperi apa warna jiwa dalam dirimu?
Apakah itu merah? Ataukah biru?
Seperi apa warna jiwa dalam dirimu?
Demi masa lalu yang jelas maupun esok yang belum jelas
Seperti apa warna dalam dirimu yang hidup?
Lagi-lagi aku tersandung dan terguling
Meski begitu, aku takkan mudah runtuh
Seperi apa warna jiwa dalam dirimu?
Aku hanya terluka dan berlagak baik-baik saja
Meski begitu, aku ingin tetap mencarinya
Untuk memastikan wujud sebenarnya dari jiwa kita
Selamanya