Aku pembohong besar sambil pura-pura bahagia
Kau sangat meragukan, sambil pura-pura bersimpati
Bagai gempa di gurun yang meruntuhkan semua dan aku mati dan tiada yang menyadari
Semua tau bahwa dalam situasi berbahaya, hanya yang sanggup terbang yang akan selamat
Maka jika kau kecualikan pilot, elang, awan, pesawat, rajawali dan malaikat, hanya kau yang tersisa
Dan kutanya diriku sendiri, apa yang 'kan kau lakukan?
Saat tak ada yang datang menyelamatkanmu.
Pujian bagi hidup sang juara
Cemoohan untuk kesalahan dari satu tendangan penalti
Dan aku merasa masih bisa menangis pada usiaku
Dan bersyukur selalu pada yang bisa menangis, di malam hari pada usiaku
Hidupku yang telah memberi banyak hal bagiku; cinta, sukacita, duka, segalanya
Namun terima kasih bagi yang selalu memaafkan, di depan pintu, pada usiaku
Tentu tak akan pernah mudah
Kuamati hidup seperti orang buta
Karena yang terucap dapat menyakiti
Namun yang tertulis dapat melukai hingga mati
Dan aku merasa masih bisa menangis pada usiaku
Dan bersyukur selalu pada yang bisa menangis, di malam hari pada usiaku
Hidupku yang telah memberi banyak hal bagiku; cinta, sukacita, duka, segalanya
Namun terima kasih bagi mereka yang mau selalu memaafkan, di depan pintu, pada usiaku
Dan kuharap hidupmu layak bagimu
Semoga kau bisa menangis untuk hal baik dan buruk
Tanpa dendam hingga rasa takutmu pulih
Dan bahagia yang hilang berganti cinta
Meski ini terdengar hanya seperti meracau (kekacauan dalam retorika),
Rasa bingung antara gestur, kata-kata, dan perubahan
Dan karena Tuhan menasihatiku untuk memaafkanmu
Dan begitulah kataNya, aku mendengarNya
Di malam hari, pada usiaku
Di malam hari, pada usiaku